Minggu, 19 Februari 2012

Liburan Nekat Membawa Berkah Part 1

Prolog

Semua berawal dari rencana ku n kawan2 touring yang biasa di sebut TLC (Touring Lover Community) dan kini berganti nama menjadi SCTP (Sajadah Community Teknologi Pertanian) untuk menginjakkan kaki di kota besar bernama Medan yang terletak di Sumatera Utara..
Yaaa.. Kami merencanakan ini lebih dari setahun yang lalu..
Berencana sebagai touring terakhir sebelum kami berpisah untuk menempuh jalan hidup masing2 kedepannya kelak..
Karena kami yang beda angkatan n jurusan ini punya kesibukan yang berbeda dan luar biasa..
Jadwal keberangkatan yang selalu di undur karna pasti selalu ada yang tak bisa saat jadwal sudah ditetapkan..
Bukan karna tak dapat izin ari orang tua masing2.. Tapi lebih karena memang ini urusan kuliah..
Prinsip kami adalah.. Touring tanpa mengganggu jadwal kuliah.. Dan harus mendapat izin dr orang tua.. Masalah ada atau tidak ada uang.. Itu diurus belakangan.. Yang jelas, kami berangkat.. Itulah kami, berjalan.. Bersenang2.. Tanpa melanggar aturan.. ^_^

Setelah pengunduran jadwal yang sudah lebih dari setahun ini.. Aku memutuskan untuk pergi sendiri.. Yaaa.. Nekat.. Begitulah.. Aku ingin berangkat sendiri bahkan hingga ke provinsi sebelahnya dan pulau terujung bernama Sabang yang konon begitu indahnya.. Aku ingin menginjakkan kaki disana..
Ku berusaha sekuat tenaga untuk mengumpulkan uang jajan ku.. Bahkan dengan makan seirit2nya waktu itu.. Sebisa mungkin aku makan di rumah saja.. Singkat cerita.. Uang ku pun terasa cukup.. Aku akan berangkat setelah urusan kampus ku selesai..
Rencana keberangkatanku adalah setelah sidang/kompre dan sebelum wisuda.. Sudah terniat dalam hati ini.. InsyaALLAH aku berangkat..

Seiring berjalannya waktu, dengan urusan kampus yang tak kunjung selesai dan saat aku berada di ujung tanduk.. Uang yang telah ku kumpulkan pun terpakai.. Untuk membayar SPP yang harusnya aku tak membayarnya lagi.. Dengan segala upaya yang aku dan teman2 lakukan untuk menunda atau terbebas dari pembayaran SPP terasa sia2.. Keputusan tetap keputusan.. Tak dapat di ganggu gugat lagi..
Yaaa.. Begitulah.. Hingga kini aku mencoba untuk IKHLAS 'membayar zakat' ke universitas ku itu.. Hmm..
Uang pun telah dibayarkan.. Dan aku pesimis serta surut langkah untuk mendatangi provinsi sebelah dan sebelah laginya itu..
Aku tak dapat menjawab pertanyaan teman2 di provinsi sebelah ku yang (selalu) bertanya 'kapan ke medan jadinya??'.. Rasanya hanya ingin menangis.. Bagaimana tidak?? Aku sudah bercerita bahwa aku akan ke kota mereka bahkan berkali2 mengatakan, 'tunggu aku di kota mu'..
Rasanya tak tau lagi harus dimana ku letakkan muka ku ini.. huhuhu Sedih sekali waktu itu..

Uang yang tersisa saat itu tak cukup setengah, bahkan seperempat dari yang sudah kukumpulkan di awal..
Dan untuk mengumpulkan dalam waktu sebulan lagi itu tak mungkin..
Aku sudah mengumpulkan sejak ada niat dan rencana untuk pergi.. Lebih dari setahun yang lalu..
Tak terbayang lagi bagaimana aku menjalani hidup ke depannya kelak.. *agaklebay
Karena tak mungkin bagi ku untuk meminta pada orang tua.. Bahkan uang SPP itu..
Jadilah aku seorang yang galau kala itu.. Berpikir keras.. Bagaimana caranya aku mendapatkan uang ku kembali dalam waktu sebulan.. Di sisi lain, urusan kampus ku tak kunjung selesai.. Terasa makin beratlah beban ku kala itu..
ALLAAAAH.. Sudah saatnya kah aku mengibarkan bendera putih ku sebagai tanda ku menyerah dari semua ini?? Itu jerit hati ku saat itu.. Pedih sekali rasanya.. Berat sekali beban ku..

Setelah di rasa cukup untuk menenangkan diri..
Aku pun mengabarkan kepada beberapa teman dan kakak yang ada disana bahwa aku tak bisa pergi karena terhambat oleh uang itu..
Yaa.. mulai pasrah dan IKHLAS.. Serta berkeyakinan bahwa kelak, kapan pun itu, aku akan kesana..
Aku akan bertemu dengan saudara2 ku.. menepati janji ku.. Dan menjemput sesuatu...
Karna sejujurnya, aku tak tenang kala aku tak menepati janji..

Seiring berjalannya waktu..
Urusan kampus pun hampir selesai..
Aku sudah sidang.. Skripsi pun siap dijilid..
Dan aku, sadar atau tidak, masih mengusahakan uang itu..
Uang itu sebenarnya ada.. Hanya saja tak ditangan ku.. Melainkan berada di tangan orang lain..
Jadi aku hanya harus memintanya agar aku tetap berangkat..
Ditambah lagi aku mendapat rezeki dari ALLAH melalui salah satu saudara ku dari provinsi sebelah itu..
Beliau bersedia membelikan tiket PP Padang- Medan- Padang untukku..
Tak disangka memang.. Namun aku pun tau diri.. Hehe
Tak mungkin semua biaya harus beliau yang menanggung karna kelak disana pun aku akan tinggal di rumah beliau itu.. Jadilah ku katakan ongkos pulang saja yang di belikan..
Ongkos pergi ada dari sisa tabungan ku waktu itu..
Jadi aku hanya memikirkan uang untuk jajan di sana..
Walaupun mereka mengatakan akan menanggung beban hidupku selama disana..
Tapi tak mungkin juga aku bergantung pada mereka..
Mereka.. Teman ku.. Senior ku.. Junior ku.. Seperti saudara ku.. Dan mereka masih mahasiswa..
Yang semua hidupnya juga masih ditanggung oleh keluarganya..
Sekali lagi ku katakan.. Aku harus tau diri..

Mesjid yang akan ku tuju..

*bersambung

5 komentar: