Jumat, 30 Desember 2011

Laki-laki pertama ku.. *part one

Hmm.. Yaaa..
aku tak tau mesti mulai dari mana..

Yang ku tau, aku hanya ingin menulis malam ini..
Menulis apa saja yang ada di pikiran ku..
Menulis apa saja yang ingin ku ungkapkan..

Hmm.. Mungkin ku tulis saja sesuatu yang ku ingat dari ayahku..
Yaaa.. Ayah ku..
Ayah juara satu di dunia..
Ayah yang sangat ku sayangi.. Ku cintai..
Yaaa.. Ayah lah laki-laki pertama dalam hidupku..

Tau kah kalian kalau ayah ku sudah tak ada di dunia?
Dan tau kah kalian bahwa aku, hingga saat ini masih menyesal oleh kejadian saat-saat terakhir aku kehilangan ayah ku??
Hmm.. Ingin ku ceritakan pada kalian..
Semoga saja air mata ku tak keluar dari tempat asalnya saat aku mengetik ini..

16 Maret 2010
Aku bangun subuh hari untuk menunaikan solat..
Ku persiapkan segala yang diperlukan oleh adik bungsu ku.. Ia bernama Fitri Wahyuni Syamsuardi.. Biasa dipanggil Iting..
Saat itu ia masih duduk di kelas 2 di SMPN 3 Batang Anai..
Setelah itu kakak laki-laki ku pulang dari tempat kerjanya.. Kami (adik2nya) biasa memanggil Uda..
Uda.. panggilan khas adat kami pada kakak laki-laki..

Yaaa.. saat itu kami hanya bertiga dirumah..
Rumah tinggal kami yang ada di kampung ayah..
Sedangkan ayah dan mama sedang berada di rumah kami yang ada dikampung mama..
Berada di sana dalam rangka masa pemulihan kesehatan ayah yang baru saja keluar dari Rumah Sakit setelah kurang lebih 11 hari di rawat..

30 Januari 2010
Ayah mengidap penyakit Diebetes Mellitus.. Atau biasa di sebut Kencing Manis oleh masyarakat..
Namun saat masuk RS itu, ayah di vonis penyakit jantung.. Ada cairan di jantung ayah.. Hingga malam itu juga harus masuk CVCU.. ICU khusus penyakit jantung..
Yang ku ingat.. Ruangan itu sangat sterill.. Sehingga untuk masuk ke dalamnya kami harus memakai baju dan alas kaki yang sudah di sediakan pihak Rumah Sakit..
Ku lihat ayah sedang tertidur lelap.. Dan aku hanya bisa mengeluarkan air mata melihatnya dari kaca pintu..
Tak kuasa aku melihat ayah kesakitan seperti itu..
Sebelum masukCVCU banyak pemeriksaan yang harus dilakukan..
Dari test darah hingga rontgen bagian jantung..

Aku menangis hingga aku terduduk di depan pintu itu.. Aku merasa lelah yang amat sangat..
Sebelum masuk RS seingat ku aku belum tidur dari kemarin..
Hingga di RS itu aku bolak balik untuk mengurus administrasi sedangkan mama dan Iting menunggui ayah..
Ku hapus air mata saat mama menghampiri ku..
Aku tak ingin terlihat lemah dan sedih karena mungkin mama lah yang lebih lemah, sedih dan lelah..
Kuatkan diri.. Berdoa pada Illahi.. Hanya itu yang terpikir..

Saat itu, Iting pulang bersama orang yang mengantar kami ke RS..
Karena ia harus sekolah besok pagi..
Hanya aku dan mama yang tinggal di RS malam itu..
Agak malam.. Adik ayah dan istrinya datang.. Bertemu di pintu utama RS..
Malam itu aku akan menebus obat..
Harganya sekitar 500ribuan.. Untung saja aku bawa ATM pribadi ku..
Tapi tau kah kalian bahwa malam itu kartu ATM ku tak diterima di mesin uang itu??
Dan taukah kalian apa yang terjadi?
Yaaaa.. Aku PANIK.. Amat sangat PANIK kawan..

Aku kembali.. Adik ayah itu bertanya mana obatnya, karena aku minta diri untuk membeli obat padanya sebelum mengantarnya ke ruang ayah di rawat..
Menunduk.. Menahan tangis.. Ku katakan, 'kartu ATM nya ga di terima tadi, jadi ga bs ngambil duit, bsok aja deh beli obatnya..'
Tuhaaaan.. Padahal obat itu harus disuntikkan pada ayah malam itu juga.. Jerit ku dalam hati..

Beliau berkata, 'emang besok kartu ATMnya udah bisa dipake?? pake aja lah uang ni dulu.. berapa??'
Agak cerah air muka ku.. '500ribuan kata dokternya tadi..' Uang pun sudah di tangan..
Berlari aku ke toko obat yang ada diluar RS.. Jauh sekali tempatnya kawan.. Sementara obat itu harus cepat.. Setengah berlari aku di buatnya.. Seperti saat aku mengurus administrasi sore harinya..

Obat sudah ku dapatkan.. Ku temui adik ayah yang menunggu ku di lobi RS..
Segera ku berikan pada dokter obat yang sudah ku beli tadi..
Dan aku tak tau lagi apa yang dilakukan dokter setelah itu..
Seingat ku, aku kembali duduk diluar ruangan yang amat sangat dingin..
Karena keluarga pasien hanya diperbolehkan tidur diluar.. Beranda RS dilantai dua itu..

Ku sadari malam itu..
Aku hanya memakai baju seadanya.. Karena terburu-buru..
Jilbab sorong.. Jaket lusuh.. Dan celana Samurai.. *dari depan seperti rok, dibelakang nampak celana dan sangat longgar.. Dari baju, celana dan jilbab yang tak memiliki keserasian warna..
Di tambah sandal jepit berduri yang dipakai untuk orang yang sakit reumatik..
Tuhaaaaan.. Pantas saja sakit sekali kaki ku ini.. Aku memakai sandal yang salah..
Yaaa.. Karena terburu-buru..

Ternyata adik ayah membawa makanan..
Dua bungkus nasi.. Kami dianjurkan untuk makan kala itu..
Namun kami tak makan kedua bungkus nasi itu, satu bungkus berdua saja..
Kawan.. Jujur saja.. Kala itu aku sedang tidak lapar..
Aku (masih) PANIK.. Panik oleh pikiran-pikiran yang entah dari mana datangnya..
Nasi itu pun tak habis walau sudah dimakan berdua..
Makan sambil bercerita kejadian dari awal..

Tak lama.. Keponakan ayah  datang dengan istrinya membawakan semua yang di perlukan mama..
Keponakan ayah yang biasa ku panggil Da It.. Dan istrinya Kak Okta..
Mereka tinggal tak jauh dari rumah ku..
Mereka berencana menemani mama malam itu sementara aku pulang bersama adik ayah dan juga istrinya..
Sudah jam 1 dini hari aku pulang.. Diam.. Aku diam membisu..
Pikiran menerawang saat perjalanan pulang di mobil itu..
Mereka pikir aku tertidur, padahal tidak..

Beliau mengantar istrinya terlebih dahulu, baru mengantarkan aku ke rumah..
Di perjalanan, beliau mengatakan, 'udah lah ga usah mikir macem-macem, udah solat belom? ntar sampe rumah solat dulu baru tidur..'
Pecah lah tangis ku.. Tumpah lah air mata ku..
Mana mungkin aku tak berpikir macam-macam saat ayah ku sedang merasa kesakitan di RS sana?
Mana mungkin aku tak gelisah saat aku mendengar dugaan dokter bahwa ada cairan di jantung ayah?
Mana mungkin pikiran ku tak menerawang kemana-kemana saat itu?
Mana mungkin??
Namun aku hanya terisak saja.. Tak menjawab kata-kata beliau..

Sampai dirumah sekitar jam 02.15 WIB..
Dirumah ada Iting ditemani oleh sepupu ku, ia adik Da It bernama Ami..
Aku langsung ke kamar mandi..
Cuci muka.. Termenung dan menangis sejadi-jadinya..
ALLAAAAAH.. Bantu aku dan keluarga ku.. Sembuhkan ayah ku..
Setelah puas menangis.. Aku pun mengambil wudhu untuk solat..
ALLAH.. hanya Engkau Ya Robb.. Tempat ku meminta..

Setelah solat, aku tak ingat lagi.. Yang ku tau, aku terbangun dari sajadah..
Ternyata aku tertidur sebelum sempat membuka mukenah ku dan pindah ke tempat tidur..
Terbangun saat adzan subuh berkumandang.. Begitu jelasnya, karena rumah ku tepat di belakang masjid..
Ku langkahkan kaki untuk mengambil wudhu dan menunaikan solat..
Ku bangunkan kedua adikku itu.. Dan mereka pun beranjak dari tempat tidur, bersiap untuk solat subuh dan mulai bersiap untuk berangkat ke sekolah masing-masing pagi itu..

Setelah mereka pergi..
Seingatku aku tertidur lagi hingga Uda pulang dari kerjanya.. Kala itu ia masuk di shift malam..
Ia membangunkan ku.. Meminta penjelasan pada ku, bagaimana keadaan ayah dan berdiskusi bagaimana caranya mendapatkan uang untuk membayar RS..
Aaaah.. Sangat pelik masalah kala itu kawan..
Berdua bersama memutar otak dan akhirnya hanya ada satu jalan..
Yaaa.. hanya jalan itu yang bisa kami tempuh..

Setelah masak dan membereskan rumah, aku pun pergi bersama Uda ke RS..
Membawa segala perlengakapan yang diperlukan oleh ayah dan mama..
Sejak itu kami menjadi anak kost.. Yaaa.. Kami menyebutnya 'anak kost di rumah sendiri..'
Mama tak pernah lagi pulang ke rumah sejak ayah masuk RS..
Keseharianku saat itu adalah mengantar baju bersih mama, membawakan makan untuk makan siang, menebus obat, pergi kuliah ke kampus, kembali kerumah sakit, menebus obat, membeli makan malam untuk mama kemudian pulang membawa baju kotor mama.. Dan pulang sekitar jam 8 malam dari RS.. Tiba di rumah sekitar jam 9 malam dan naik angkot kawan.. Kami belum punya kendaraan di rumah kala itu..
Ayah melarang kami membeli motor..
Itu saja keseharianku selama ayah di RS..
Tak pernah diizinkan untuk menginap karena adikku juga ingin ditemani di rumah..
Terlebih lagi, saat itu Uda sering masuk malam..

Kuliah ku..
Yang waktu itu terjadwal masuk jam 8 pagi setiap hari, aku tak pernah datang..
Karena harus menjalankan keseharian yang ku sebutkan tadi..
Aku baru akan masuk kuliah pada jadwal masuk jam 10 pagi..
Itu pun masuk dengan langkah tergopoh-gopoh karena sudah terlambat..

Kawan.. Saat itu aku jadi tau, yang mana saudara yang benar-benar saudara dengan saudara yang bukan saudara..
Saat itu aku tau, yang mana kawan yang benar-benar kawan dengan kawan yang bukan kawan..
Hingga kini.. Sungguh kuat ingatan ku tentang itu semua..
Tak bermaksud untuk membalas dendam karena ayah tak pernah mengajarkan ku..
Aku sering menyebutnya, 'ga dendam sih, cuma lama aja ingetnya..'
Yaaa.. Begitulah kawan..

*to be continue yoooo..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar