Yaaa.. Mengerti lah..
Aku juga hanya manusia biasa yang bisa marah dan emosi..
Aku juga hanya manusia biasa yang bisa sedih dan terpuruk..
Aku juga hanya manusia biasa yang ingin senang dan bahagia..
Kawan..
Mungkin egois rasanya ketika aku mengatakan bahwa hanya aku yang mengerti kalian..
Mungkin kalian juga sudah berusaha keras untuk mengerti aku..
Tapi kawan..
Aku hanya manusia biasa..
Aku marah..
Namun tak ingin ku tunjukkan pada kalian..
Aku kecewa..
Namun sekuat tenaga aku simpan saja dalam hati ku..
Aku sedih..
Namun cukup aku saja yang tau..
Sungguh..
Aku sudah berjanji pada diri ku, untuk tak sepeduli dulu..
Untuk tak lagi turun tangan ketika tak diminta..
Tak akan kawan.. Tak akan pernah..
Karena aku sudah terlanjur marah..
Karena aku sudah terlanjur kecewa..
Karena aku sudah terlanjur sedih..
Atas sikap kalian..
Atas kepura-puraan dan ketidakterusterangan kita..
Aku lelah..
Lebih baik aku sendiri..
Punya teman dekat itu tak menyenangkan..
Hanya sesaat.. Sesaat kesenangan itu ku rasa..
Maaf jika akhir-akhir ini aku egois..
Maaf jika akhir-akhir ini aku tak peduli..
Maaf jika akhir-akhir ini aku memilih sendiri..
Aku punya tujuan untuk masa depan ku dan keluarga ku..
Aku yakin kalian tau itu..
Dan perbedaan latar belakang keluarga kita membuatku mengerti mengapa obsesi kalian tak lebih besar dari ku dan berharap kalian mengerti mengapa aku memilih keputusan ini..
Aku tak mungkin mengorbankan kebahagiaan keluarga ku hanya demi kalian..
Peduli lagi.. Tak mungkin dan tak ingin..
Tak mungkin lagi..
Aku harus memilih.. Dan aku sudah memilih..
Inilah pilihan ku..
Aku yang memang berjiwa keras, sudah berlunak-lunak hati pada kalian..
Namun hanya marah, kecewa dan sedih yang ku dapatkan dari pertemanan ini..
Cukup.. Aku cukupkan kini..
Aku benar-benar tak peduli lagi.. huhft..
Aku juga hanya manusia biasa yang bisa marah dan emosi..
Aku juga hanya manusia biasa yang bisa sedih dan terpuruk..
Aku juga hanya manusia biasa yang ingin senang dan bahagia..
Kawan..
Mungkin egois rasanya ketika aku mengatakan bahwa hanya aku yang mengerti kalian..
Mungkin kalian juga sudah berusaha keras untuk mengerti aku..
Tapi kawan..
Aku hanya manusia biasa..
Aku marah..
Namun tak ingin ku tunjukkan pada kalian..
Aku kecewa..
Namun sekuat tenaga aku simpan saja dalam hati ku..
Aku sedih..
Namun cukup aku saja yang tau..
Sungguh..
Aku sudah berjanji pada diri ku, untuk tak sepeduli dulu..
Untuk tak lagi turun tangan ketika tak diminta..
Tak akan kawan.. Tak akan pernah..
Karena aku sudah terlanjur marah..
Karena aku sudah terlanjur kecewa..
Karena aku sudah terlanjur sedih..
Atas sikap kalian..
Atas kepura-puraan dan ketidakterusterangan kita..
Aku lelah..
Lebih baik aku sendiri..
Punya teman dekat itu tak menyenangkan..
Hanya sesaat.. Sesaat kesenangan itu ku rasa..
Maaf jika akhir-akhir ini aku egois..
Maaf jika akhir-akhir ini aku tak peduli..
Maaf jika akhir-akhir ini aku memilih sendiri..
Aku punya tujuan untuk masa depan ku dan keluarga ku..
Aku yakin kalian tau itu..
Dan perbedaan latar belakang keluarga kita membuatku mengerti mengapa obsesi kalian tak lebih besar dari ku dan berharap kalian mengerti mengapa aku memilih keputusan ini..
Aku tak mungkin mengorbankan kebahagiaan keluarga ku hanya demi kalian..
Peduli lagi.. Tak mungkin dan tak ingin..
Tak mungkin lagi..
Aku harus memilih.. Dan aku sudah memilih..
Inilah pilihan ku..
Aku yang memang berjiwa keras, sudah berlunak-lunak hati pada kalian..
Namun hanya marah, kecewa dan sedih yang ku dapatkan dari pertemanan ini..
Cukup.. Aku cukupkan kini..
Aku benar-benar tak peduli lagi.. huhft..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar